Rabu, 16 Mei 2012

Reality 3


[3 perhatian+kenyataan bahwa aku hanya dianggap adik]

Baik. Beri aku sedikit waktu untuk merecap apa yang sudah terjadi kepadaku selama aku berada di negeri Gingseng ini. Pertama, ZiTao pemuda dari China yang menjadi tetanggaku. Dia datang mengisi keseharianku, walaupun kami hanya bisa menghabiskan waktu pada malam hari saja, atau bahkan hanya melalui Handphone saja. Semenjak dia bilang kalau dia mengikuti Trainee di salah satu perusahaan musik terkenal kami jarang menghabiskan waktu bersama. 

Kedua, One-Hundred bukan Baekhyun Oppa. Sunbaeku ini jelas membuatku selalu salah tingkah dibuatnya. Cara dia memperlakukan aku terlihat berlebihan, bayangkan saja setiap jam istirahat dia datang ke kelasku, membuat kegaduhan karena semua gadis-gadis dikelas mengidolakannya. Aku baru tahu kalau dia adalah seorang Trainee SMEntertaiment. Yang jelas akan menjadi artis terkenal ketika debut nanti. Baru sehari memang aku mengenalnya namun, sudah begitu banyak informasi yang aku dapatkan dari berbagai narasumber yang mengancamku untuk menjauh darinya. Menyedihkan.
Aku mengambil cermin di depan meja belajarku sambil melihat kearah cermin menampakkan wajahku yang bahkan tidak pantas bila disandingkan dengan lelaki Korea manapun. Aku menghela napas dalam-dalam. Keterlaluan kalau aku mengharapkan lebih dari seorang Baekhyun. Tapi, ZiTao?entahlah, Aku merasa nyaman bersama dengannya, dia selalu memperhatikan diriku, menanyakan keadaanku, bahkan mengetuk pintu kamarku dengan membawa buah-buahan segar untuk sarapanku. ZiTao tahu benar aku selalu melewatkan waktu sarapanku. Seperti sekarang ini, aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku, sedikit terburu-buru aku membuka pintu. Benar-benar tidak perlu terkejut lagi karena memang ZiTaolah yang datang membawa 2 buah apel segar.”jangan lewatkan waktu sarapanmu...” katanya sambil masuk ke kamarku dan seperti biasa duduk di tempat tidurku. “sudah mau berangkat ya?” tanyanya, aku hanya mengangguk.”mungkin untuk 3 hari kedepan kita tidak akan bertemu...”katanya sambil merapikan ujung sprei kasurku, aku yang sedang menggigit apel pemberiannya berhenti sejenak mengunyah, dia menoleh.”sedih ya?tidak ada orang yang akan membawakanmu buah-buahan untuk 3 hari kedepan?” tentu saja aku langsung menggelengkan kepalaku.”memangnya kau mau kemana?kembali ke China?” tanyaku.

“tidak, SM ada pelatihan intensif untuk 3 hari kedepan, jadi...mau tidak mau aku akan tinggal di gedung SM selama 3 hari.”katanya lalu berdiri ke rak sepatuku mengambil sepasang sepatu yang memang hanya satu-satunya sepatu yang aku punya.”sepatumu sudah usang....”katanya, aku langsung menyambar sepatuku dari tangannya.”aku tahu...aku sedang mengumpulkan uang sekarang...”kataku sedikit malu. ZiTao tersenyum.”bagaimana kalau kita pergi membeli sepatu untukmu setelah aku menyelesaikan latihan intensifku?”ajaknya.”umm..3 hari lagi ya?berarti sabtu?”aku tersenyum lalu mengiyakan ajakannya.”baiklah kalau begitu, aku akan siap-siap berangkat, kau juga harus bersiap-siap kan?”katanya lalu melirik kearah jam dinding yang sekarang sudah menunjukkan pukul setengah 7.”oh..iya...sampai jumpa 3 hari kedepan!!” aku melambaikan tangan kearahnya.

---

Sekarang aku tengah duduk di kursi taman kampusku sambil membaca buku. Dalam benakku aku sedikit mengeluh kalau tau hari ini kelas tata bahasa dikosongkan, aku kan bisa membantu ZiTao menyiapkan keperluannya. Aku masih mengantongi buah apel terakhir pemberiannya pagi ini, aku berencana memakannya nanti siang, hanya untuk menghemat biaya makanku.yang hasilnya akan aku pakai untuk membeli sepatu.Semua ini perlu perjuangan. Sedang asyik-asyiknya menikmati pemandangan aku melihat banyak sekali orang berkumpul di lapangan basket, karena begitu penasaran aku mendatangi kerumunan tersebut. Ternyata sedang ada pertandingan basket, aku terperangah. Permainan mereka benar-benar keren. Namun, seorang pemain menarik perhatianku. Baekhyun Oppa!!! Teriakku dalam hati, entah kenapa sepertinya dia mendengar teriakan dalam hatiku, Baekhyun berhenti bermain dan menatapku, dia tersenyum. Senyuman yang membuat semua wanita disana berteriak histeris. Beberapa wanita didepanku berteriak nyaring,”BAEKHYUN OPPA TERSENYUM KEARAHKU....” ,aku tersentak menyadari sesuatu. Tentu saja dia tersenyum kepada wanita yang ada didepanku, dia cantik. Aku menundukkan kepalaku dan pergi dari pinggir lapangan basket lalu duduk di kursi tak jauh dari sana. Semua orang berteriak gembira, sepertinya permainan berakhir dan Tim Baekhyun menang. Aku melihat kearah kerumunan yang terasa semakin lama berjalan mendekatiku.
“hey...”
Aku mendengar seorang memanggilku(?),tapi mungkin saja orang lain. Aku tidak menggubris panggilan itu sampai dia memanggil dengan cara lain.”Night Dongsaeng~~~~” katanya aku mengangkat kepalaku. Mendapati Baekhyun Oppa tersenyum penuh keringat, rambutnya yang basah oleh keringat menempel di dahinya.dia terlihat....sexy.

“kenapa kau pergi saat aku tersenyum kepadamu?”

“aku kira kau tersenyum pada orang lain”

“aku tersenyum kepadamu...”
 
“maaf...”

“untuk?”

“tidak menyadari kalau tadi kau memberikan senyuman kepadaku...”

Sepertinya Baekhyun mengerti perasaanku,dia terus mendapatiku bergerak tidak nyaman, kemudian dia menatap gadis-gadis yang dari tadi tetap berada disekelilingnya, “makasi karena sudah mendukungku tadi...tanpa kalian aku tidak bisa apa-apa” katanya sambil membungkuk.”ah...itu bukan apa-apa Oppa...”kata salah satu dari mereka.”umm...guys...sepertinya kita harus pergi sekarang, kasihan Baekhyun Oppa kecapaian...” lanjutnya setelah menatap tatapan mematikan Baekhyun. Merasa senang karena mereka langsung paham maksudnya dia kembali menatap kearahku.”sonmul?” mintanya tiba-tiba sambil menjulurkan kedua tangannya menagih sesuatu dariku.”s-s-sonmul?”tanyaku dia mengangguk, segera saja aku kebingungan. Apa yang harus aku berikan kepadanya?Tunggu!aku masih punya apel dari ZiTao tapii.... sambil menatap ke arah Baekhyun yang masih menanti dengan sabar akhirnya aku memberikan apelku kepadanya.”sagwa?”tanyanya.”aku Cuma punya itu...”kataku,makan siangku.aku menangis dalam hati,”terima kasih,nae dongsaeng...”katanya sambil mengacak-acak rambutku gemas.”ne...”aku tersenyum malu.

--

Baekhyun langsung pergi begitu ia menerima apel pemberianku, sekarang untuk makan siangpun aku sudah tidak punya apa-apa lagi. Di kantongku hanya ada uang 500won, bisa buat beli apa di kampus ini? Akhirnya aku memilih untuk duduk saja sambil tiduran di kelas, menghabiskan  waktu jam makan siangku, hingga akhirnya seseorang menarik rambutku dari belakang.

“apa ini gadis yang kau bilang itu?”

Aku membuka mataku, mendapatiku sedang dibully seperti ini aku seharusnya melawan, namun karena rasa lapar yang benar-benar menyiksa akhirnya aku hanya bisa menghela napas pasrah.”hey!apa hubunganmu dengan Byun BaekHyun?”tanya gadis itu.”tidak ada...”kataku.

“bohong,Onnie!tadi dia memberikan apel kepada Baekhyun Oppa...”kata gadis yang sepertinya pernah aku lihat tadi di lapangan basket, gadis yang selalu mengelilingi Baekhyun.
“kamu bohong ya?jelaskan hubunganmu dengan Baekhyun!!!”kali ini dia berlebihan, dia menarik rambutku hingga beberapa diantaranya rontok.”appeo...”kataku sambil menggenggam tangannya, kekuatan terakhirku, setelah ini aku rasa aku akan berakhir di kuburan.batinku. Namun, tiba-tiba terdengar seseorang memanggil nama gadis yang menarik rambutku, “Yejin!lepaskan adikku!apa kau benar-benar guardianku?” Baekhyun datang dan mendekati mejaku, tangan kanannya sedang memegang roti, dan tangan kirinya membawa banana milk.”dong-dongsaeng?” tanya gadis itu sambil melepaskan cengkramannya.”iya, dia adikku! Jangan pernah mengganggunya lagi...pergi...sebelum aku tidak akan pernah memaafkanmu” kata Baekhyun dingin. Gadis bernama Yejin menatap gadis yang berdiri disebelahnya ketakutan, tangannya dengan kasar memukul gadis itu.”dasar mata-mata bodoh!ayo kita pergi dari sini..”katanya sambil berjalan keluar dari kelasku.
Begitu Yejin dan temannya tidak terlihat lagi, dan seisi kelas sudah kembali normal meski ada beberapa diantara mereka masih berbisik-bisik. 

Baekhyun mendatangiku yang sudah terkapar di meja.”Yuja, gwaenchanha?”tanyanya.”ung...” aku menggumamkan sesuatu yang tidak terdengar olehnya.”lapaa....rr....” gumamku. Baekhyun mengerutkan dahinya lalu melihat roti yang sudah setengah di tangannya.”i-i-ini...” kata Baekhyun sambil menjulurkan roti miliknya. Mencium bau Roti yang begitu menggugah selera akhirnya aku terbangun dan langsung memakan habis Roti milik Baekhyun.”uhuk...uhukk...”aku tersedak karena makan begitu terburu-buru, Baekhyun tertawa lalu memberiku banana milk.”minum ini...aduh...apa kau begitu kelaparan?”tanyanya. Begitu minum banana milk dan menelan semua roti pemberian Baekhyun aku langsung menjawab.”Apelku sudah aku berikan kepadamu, bagaimana bisa aku makan?”kataku balik bertanya.”kau tidak bawa uang?”tanya Baekhyun.”aku sedang mengumpulkan uang...”kataku sambil melap mulutku dengan tanganku seenaknya. Baekhyun lagi-lagi terkikik geli melihat tingkahku kemudian mengeluarkan tisu dari kantongnya lalu membersihkan bibir dan tanganku.”kau ini...benar-benar...” kata Baekhyun.

“Oh!One Hundred Oppa...” aku memanggilnya,”umm...kau menganggapku sebagai adikmu?”tanya ku hati-hati. Baekhyun menatapku tulus dan tersenyum.”ya...karena kau manis sekali”katanya.

Bagus...aku sudah mendapatkan jawaban atas semuanya. Dia hanya menganggapku sebagai adiknya.sekarang kau bisa berhenti bermimpi,Yuja.

Aku mengerucutkan bibirku tanda aku sedang berpikir.”kenapa?”tanyanya melihatku yang hanya diam saja.”ani...entahlah...aku hanya berpikir...”aku tidak berani menatapnya. Dia menaruh kepalanya diatas meja sambil bermain dengan ujung jariku.”apa aku harus senang kau menjadi oppaku?”tanyaku.”tentu saja! Kau harus bangga dong!semua orang mencintai Byun BaekHyun...”katanya bangga.”ah...benar juga...semua orang mencintai Byun Baekhyun sampai-sampai kalau ada wanita yang mendekati Byun Baekhyun akan di hajar oleh Guardiannya...” ejekku mengenai kejadian yang tadi.”ayyy...jangan membuatku menjadi seperti tersangka disini...Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain membiarkan mereka melakukan hal itu, lagipula aku bisa apa?mereka mana mau mendengarkan perkataanku...tapi Yuja...” Baekhyun mengangkat kepalanya dan menatap mataku.”paling tidak mereka sudah tahu kalau kau punya privilage untuk bisa terus disampingku...”

“sebagai adik...ya...ya...ya...aku mengerti...” aku hanya mengangguk.”bagus kalau kau mengerti...” Baekhyun bangkit dari tempat duduknya.”mau kemana?” tanyaku.”kembali kekelas...aku sudah menyelesaikan tugas seorang Oppa kan?kau sudah menghabiskan makanmu kan?lalu, kau sudah dalam keadaan baik-baik saja kan?”dia tersenyum,”oh iya!mungkin untuk 3 hari kedepan aku tidak akan sekolah, jadi aku harap kau jangan merindukanku ya?” kata Baekhyun sambil mengedipkan matanya genit. Aku hanya bisa membatu sambil menatap kepergiannya.”3 hari???” batinku.

Senin, 14 Mei 2012

Reality 2


        Di kelas aku tengah asyik memainkan bolpenku ketika tiba-tiba seseorang duduk didepanku menghadap tepat ke arahku. Dia tidak berbicara apa-apa, hanya diam menatapku dengan kedua tangan dilipat didadanya. Merasa risih dengan tatapan itu akhirnya aku membalas tatapannya. Dia tersenyum, “Annyeong!!” sapanya sambil mengangkat tangan kanannya memberi salam. Aku hanya mengangguk kemudian kembali memainkan bolpenku yang sempat terhenti beberapa saat. “jadi...”dia mulai mengajakku berbicara lagi.”apa benar kau adalah wanita misterius yang sering dibicarakan anak-anak disini?” bolpen yang aku mainkan tiba-tiba jatuh dan tergeletak di lantai, alisnya terangkat lalu pandangannya beralih ke arah bolpenku yang terjatuh, dia memungutnya.”sepertinya kau tidak seperti apa yang mereka bicarakan...”dia meletakkan bolpenku dimeja,”kau hanya pemalu...”

Entahlah, aku merasa....terhina? aku rasa kata-katanya keterlaluan, pemalu? Aku??

Aku memasang wajah tidak percaya dengan kata-katanya lalu berdiri bangkit dari tempat dudukku, berjalan keluar kelas. “mau kemana??” katanya mengikuti. Aku mempercepat langkahku berusaha menghindari dirinya. “hey!aku bilang kau mau kemana?” kali ini dia berhasil meraih tanganku, membuatku berbalik badan menatapnya. “aku mau ke kamar mandi...” jawabku. Kemudian dia melepas genggamannya dan mempersilahkanku masuk ke kamar mandi wanita.



Tak berapa lama kemudian aku keluar dari kamar mandi sambil membersihkan tanganku dengan sapu tangan yang sering aku simpan di kantong rokku. “sudah selesai?” lelaki itu ternyata menungguku sejak tadi. Dia tersenyum lalu berjalan seirama denganku. “kau terlihat dingin sekali...padahal musim dingin sudah lama pergi, apa karena hujan??tapi, hujan sungguh tidak mencerminkan dirimu...” kata lelaki itu. “sebenarnya apa maumu?kenapa terus berada disekitarku?” aku berhenti lalu menatapnya. Dia tersenyum,”apa aku tidak boleh melihatmu?aku hanya ingin mengenalmu saja...” katanya. “setahuku, kalau orang mau berkenalan denganku mereka harus menyebutkan nama mereka, bukan mengikutiku kemana saja...” kataku.
“baiklah, aku akan memperkenalkan diri. Namaku Byun Baekhyun. Aku semester 4 sekarang...” dia memperkenalkan diri sambil menjulurkan tangannya.”s...sun..bae??” kataku sambil meraih tangannya.”sunbae aniya...O...ppa rago..” katanya sambil tersenyum. Begitu tulus.

“Oppa~” 

Entahlah, aku memanggilnya Oppa segampang itu, aku mulai membuka diri, meskipun tidak begitu banyak kata yang keluar dari mulutku, tapi Baekhyun oppa tidak pernah mengeluh. Seharian ini dia selalu datang ke kelasku menghampiriku, bahkan membawa banana milk yang menjadi minuman kesukaanku begitu tinggal di negeri ini. “hey, Yuja...” dia memanggil namaku, aku menatapnya sambil terus menikmati banana milk pemberiannya.”kau terlihat imut...” katanya membuat pipiku bersemu merah, tidak ada orang yang pernah memanggilku imut. “aigoo...kwiyeopta...” katanya sambil mencubit pipiku. Tidak sakit, bahkan membuatku tertawa dibuatnya.”wow, kau punya lesung pipi??” katanya lagi.”berhenti menjahiliku, One Hundred Oppa...” kataku. 

“One...H-Hundred??” dia tidak mengerti. “Baek = One Hundred...” aku menjelaskan kepadanya, namun sepertinya dia tidak mengerti akhirnya aku meminta maaf kepadanya karena dengan lancang memanggilnya dengan nama yang aneh. “AAA.....kwiyeopta!!!One Hundred Oppa...belum ada yang pernah memanggilku dengan Nickname selucu itu...” dia mengacak-acak rambutku.”jal hae...Night dongsaeng...” kali ini giliran dia yang memanggil namaku dengan nama aneh hasil ciptaannya.”night?” tanyaku.”ya, night...kau terlihat sangat kelam dari luar, membuat orang-orang disekitarmu selalu menganggapmu misterius, tapi kau tidak tahukan kalau malam menyembunyikan suatu kecantikannya?” dia memandangku, akupun balas menatap matanya.”oh!karena kau bukan orang korea kau pasti tidak punya nama keluarga kan?” tanyanya. “jangan bilang aku harus menggunakan nama Byun sebagai nama keluargaku?” tanyaku malas. “aigoo...i yeoja jeongmal!” dia mengetuk dahiku membuatku meringis kesakitan. “tentu saja tidak. Nanti kalau kau menikah denganku baru kau gunakan nama keluargaku, kali ini kau pakai nama Park saja?Park Yuja...cantik!” katanya.

“kenapa Park?”Tanyaku ‘dan kenapa pula aku harus menikah denganmu?’ucapku dalam hati, tak berani aku bertanya kepadanya. “Bak berarti malam, Park dan Bak ditulis dalam huruf hangul yang sama...mengerti??” jelasnya. Aku mengangguk,”Park Yuja...” kataku, dia menatapku sambil menyedot banana milk terakhirnya. “wah...aku harus pergi sekarang, aku ada urusan jam 3 nanti, naeil bwa, Night Dongsaeng~~~” dia melambaikan tangan sambil melangkah pergi. Aku hanya menatapnya sampai ia tidak terlihat lagi.”orang yang lucu...” kataku sambil tersenyum.

Mengingat hari ini aku juga sudah tidak ada jam kuliah lagi aku mulai mengemasi barang-barangku,dan memasukkannya kedalam tas. Aku lagi-lagi melewati toko baju tempat ZiTao bekerja, entah karena ini hanya kebetulan saja atau memang jodohku, aku melihat ZiTao keluar dari toko sambil menyeruput Starbucknya. Dia melihatku lalu melambaikan tangan kepadaku, menyuruhku mendatanginya. Sambil tersenyum aku berjalan ke arahnya sambil memegang kedua tali ranselku.

“Baru pulang kuliah?”

“hu-um..kau sendiri?baru selesai kerja jam segini?”tanyaku.

“Ya..shift kerjaku sudah selesai,dan mungkin aku akan cuti bekerja paruh waktu mulai besok, aku ada latihan di tempat lain...”

“latihan?” aku memiringkan wajahku sambil menatapnya minta penjelasan.

“aku seorang Trainee” katanya.

“woaah...Trainee?berarti kau akan menjadi artis suatu hari nanti?” tanyaku. Dia hanya mengangguk.”aku sudah datang jauh-jauh kesini, jadi aku harus giat berlatih. Kau doakan saja aku semoga cepat-cepat debut” katanya sambil menyodorkan starbucknya ke arahku, namun aku tolak sambil bersemu merah.”aku tidak suka Kopi...” kataku ‘ini indirect kiss’ batinku, namun tetap saja aku tolak.

“oh?starbuck juga punya teh dan Icecream, kapan-kapan aku traktir...” janjinya.

“janji?”

“janji.”

Sore itu kami tidak langsung kembali ke hasukjib, kami berencana makan diluar karena kami tidak menyukai rasa makanan yang dimasak Ibu kos, terlalu pedas. Sore itu pula aku mulai mempelajari sifat ZiTao sebenarnya, dia anak yang baik, selalu mendengarkan nasehat dari orangtuanya. Terutama ibunya yang ketika itu menelponnya jauh-jauh dari China, menanyakan apakah dia sudah makan atau belum. Aku tersenyum, jarang aku menemukan pria yang masih mendengar perkataan orangtuanya. Aku tertawa renyah ketika ZiTao menutup telponnya sambil menggaruk lehernya yang tidak gatal. 
“mama’s boy” kataku sambil menggigit ttokpoki terakhirku.

 ”aku hanya tidak ingin menjadi anak yang durhaka...” katanya.

 “cute...” kataku, membuatnya sedikit terkejut lalu memandangku tidak percaya. 

“I like cute guy, uh...not that addicted but...it’s cute...“ kataku, karena kami masih sama-sama buruk dalam bahasa Korea, kami sering menggabungkannya dengan bahasa Inggris.”did you ever date?” tanyanya. Aku hanya menggeleng kepalaku, “tidak...apa ada pemuda yang akan menyukaiku?” tanyaku, dia hanya terdiam. Merasa canggung aku lalu balik bertanya kepadanya, dia juga menjawab tidak pernah namun itu karena alasan personal yang tidak ia beritahukan kepadaku, mungkin karena ibunya melarangnya berpacaran? Entahlah... yang jelas sore itu aku menghabiskan waktuku yang menyenangkan bersama Tao, hingga akhirnya aku menyadari ada tugas yang belum aku kerjakan, sambil menepuk dahiku aku berlari meninggalkan ZiTao yang hanya tertawa melihat tingkahku.

”kau duluan saja...” teriaknya sambil melambaikan tangannya kepadaku. Aku membalasnya tanpa menoleh berharap aku tidak akan ketiduran saat mengerjakan tugasku malam ini.

”lemburr!!!!” batinku berteriak.

Selasa, 03 April 2012

Reality

[1 : Pertemuan pertama sudah jatuh cinta]

'Kadang aku berpikir, asyik kali ya kalau kita hidup di dunia film atau sinetron atau drama apapun namanya. Gadis sejelek apapun kalo di dalam sinetron pasti bakal dapet pasangan, Pria kaya, ganteng, baik hati. nah, kalo di dunia nyata? jangan harap dapet yang kayak begituan. Dilirik aja engga. Miris emang tapi mau gimana lagi?'

Ini hari pertama aku menginjakan kakiku di kampus ini, Untuk setengah tahun kedepan aku akan tinggal di negeri Gingseng setelah menerima beasiswa dari salah satu Universitas terkenal di Korea. Aku melihat sekeliling terheran-heran.Kemana perginya pria-pria tampan yang biasa aku lihat di televisi? apa ini sebuah penipuan, aku menggerutu namun aku menyukai tempat ini. Bersih.


Di dalam kelas pun tidak banyak yang aku lakukan selain belajar dan menyapa beberapa teman, aku menyukai kesendirianku, selama tinggal di Negeri ini aku memilih tinggal di Hasukjib (Kos) daripada tinggal di gisuksa (Asrama) karena aku suka petualangan. simpel. Kos yang aku tempati tidak lah lebar namun cukup untuk aku tinggali seorang diri. Aku kini berdiri di depan kamarku, sibuk mengambil kunci. Didepan kamarku aku mendengar seseorang menggerutu dalam bahasa Mandarin, karena tidak mengerti aku berpura-pura tidak tahu. saat akhirnya aku menemukan kunciku, seseorang menepuk pundakku, ketika aku berbalik aku merasa seluruh tubuhku membeku.Matanya.Bibirnya.aku tertegun.

Aku sangat yakin ia sedang mengucapkan suatu mantra padaku, mantra yang tidak aku mengerti, atau mungkin bukan mantra melainkan pertanyaan yang dilontarkan dan hanya dia saja yang mengerti.Aku menggelengkan kepalaku. "Maaf tapi aku tidak mengerti apa maksudmu.." kataku membuatnya menyadari akan sesuatu dan menutup wajahnya dengan telapak tangannya. "maaf,aku hanya terlalu panik, jadi kamarku terkunci dari dalam dan ini agak sedikit memalukan tapi.. boleh aku berkunjung ke dalam kamarmu sejam saja?tukang reparasi akan datang 1 jam lagi." Aku merasa aneh, aku tidak mengenalnya tapi aku mengijinkannya masuk ke kamarku. "aku janji tidak akan merepotkanmu" katanya begitu kami masuk kedalam kamar dan mempersilahkannya duduk di ehmm..tempat tidurku. Aku hanya mengangguk dan memberikannya segelas air putih. "maaf tapi hanya ini saja yang ada didalam kamarku.." kataku dia menerimanya dan menaruhnya di meja dekat tempat tidurku. "so...."

---

Sejam kami isi dengan percakapan ringan, seperti nama, umur, dan pekerjaan kami. Nama pemuda ini cukup unik ZiTao seumuran denganku, dan dia bekerja di sebuah butik dan juga seorang trainee di sebuah perusahaan musik yang melahirkan bintang-bintang besar. "kau pasti sangat bekerja keras bukan?apa tidak melelahkan?" tanyaku sambil bertopang dagu. "ya, tapi kalau dijalanin semuanya pasti tidak akan menjadi masalah" dia tersenyum. aku akui aku suka senyuman itu, senyumannya tulus dan membuatku merasa nyaman. "kalau nanti aku sudah debut, kau akan aku undang ke showcase ku" Katanya serius, "hahha,baiklah aku pasti akan datang" aku tertawa, beberapa saat kemudian aku mendengar seseorang mengetuk pintu kamarku. "Pintunya sudah selesai diperbaiki..."

"Oh, pintunya sudah diperbaiki, kalau begitu aku akan kembali ke kamarku, Park Yuja ssi, jeongmal Kamsahamnida" kata ZiTao sambil membungkuk."sama-sama, ZiTao ssi" aku balas membungkuk, merasa ada yang aneh dengan sikap kami, kami berdua hanya tertawa sambil menggaruk leher kami yang tidak gatal."sampai jumpa" ZiTao memberi salam terakhirnya sebelum benar-benar keluar dari kamarku.
"Tetangga yang menyenangkan" batinku.

---

Hari berikutnya aku kembali menjalani rutinitas harianku, yaitu pergi ke kampus. Aku lebih suka jalan kaki karena jarak dari Kos dan kampusku tidak begitu jauh. Aku melihat sekeliling, banyak pemuda-pemuda tampan dan gadis-gadis cantik berkeliaran disekitarku, "kemana saja mereka selama ini?baru kali ini aku melihatnya" gumamku sambil terus berjalan. Mataku tiba-tiba berhenti pada sebuah toko baju, mungkin butik. Belum ada pengunjung karena saat itu masih pukul 9 pagi, namun para staff sudah sibuk membereskan butik. Mataku terpaku pada seseorang yang sedang menata baju-baju yang tidak jauh dari jendela tempat aku berdiri. ZiTao batinku pemuda ini tidak berbohong ternyata, ZiTao menyadari keberadaanku lalu tersenyum dan melambaikan tangan. Dengan kikuk aku membalas lambaian tangannya kilat lalu pergi ke kampus.

Di kampus aku kembali kepikiran dengan ZiTao, dia tampan, manis, dan berbeda dari pemuda Korea lainnya, tentu saja dia kan orang China! Aku menggelengkan kepalaku lalu mencoba fokus pada pelajaran. Namun, setiap kali aku melihat papan tulis ada yang saja wajah ZiTao yang muncul dalam benakku.Ini sangat gawat! masa aku jatuh cinta secepat ini!!

Love Corner :'Hug' [Yuja & Tao]

Yuja dan Tao hanya duduk diam di ruang keluarga serius menatap layar televisi yang sedang memutar film. Yuja duduk tepat disebelah Tao, diam tenggelam dalam pikirannya sendiri.'mau dilihat bagaimanapun aku mana pantas bersanding bersama Tao' batin Yuja, sekembalinya Tao dari China, Tao menjadi salah satu pemuda incaran para gadis-gadis di sekolah.Tao yang dulu berbeda jauh 180 derajat dengan Tao yang sekarang."Huuh...."Yuja menghela napas sampai Tao mendengarnya."kamu kenapa?"tanya Tao."tidak...." Yuja tersenyum masam lalu kembali melihat ke arah TV lagi.

Tao terus menatap Yuja mencari tahu apa yang mengganggu pikiran kekasihnya ini. Merasa terus di perhatikan oleh Tao akhirnya Yuja menyerah, "aku rasa aku tidak bisa lagi berdiri di sebelahmu.." akunya. "kenapa?apa yang membuatmu bisa berpikiran seperti itu?"tanya Tao. "time??" kata Yuja. "waktu? apa yang membuat waktu bisa merubah ini semua? kau menemukan seseorang yang lebih baik dariku?" tanya Tao, suara lembut Tao yang sangat berbeda dari penampilannya terkadang suka menipu orang-orang yang tidak mengenalnya dengan baik, membuat orang berpikir dia arogan padahal tidak. "bukan..tidak ada orang lain yang menggantikan tempatmu hanya saja aku...." belum selesai Yuja berbicara Tao menariknya kedalam pelukkannya."untunglah kalau bukan karena hal itu, aku sudah ketakutan bila kamu menemukan seseorang yang lebih baik daripada aku. untuk alasan lainnya..." Tao melepaskan pelukkannya lalu menatap kearah Yuja sambil tersenyum dan mencolek hidung Yuja. "kau simpan sendiri saja alasan itu, karena aku tidak mau mendengarnya" kata Tao memasang wajah lucu dengan merapatkan bibirnya sambil menggelengkan kepalanya.

Sesaat Yuja berpikir, Tao pasti sudah tahu alasannya, dan yang membuatnya lebih senang lagi adalah Tao bukan tipe pria yang selalu memaksakan kehendak pasangannya."thank you..." kata Yuja sambil mengecup bibir Tao singkat lalu memeluknya erat. "terima kasih  sudah menjadi orang yang paling mengerti aku..." bisik Yuja dalam pelukannya.

--the short one, tapi aku suka~:D ga bertele2 hahaha

Sabtu, 31 Maret 2012

Love Corner :'Kiss' [Yuja & Tao]

me and Tao;)
Sore itu Yuja dan Tao berjalan berdampingan pulang dari sekolah, seperti biasa sebagai lelaki sejati Tao berjalan sambil menggenggam tangan Yuja erat, hari ini sepertinya Tao sedang dalam keadaan senang. Dia mengayunkan tangan Yuja ke depan dan ke belakang. Senyum di wajahnya pun tidak pernah lepas sejak mereka keluar dari gerbang sekolah tadi. Yuja yang melihat gelagat aneh dari Tao langsung bertanya."kamu kenapa?" , Tao langsung melihat Yuja lalu menggelengkan kepalanya."tidak kenapa-kenapa..."katanya."kau mau es krim?", "Mau!!!"Yuja langsung bersemangat setelah mendengar kata Es Krim. Mereka berdua berjalan ke arah sebuah kedai eskrim, sore itu memang sedikit panas."aku mau yang chocolate" kata Yuja sambil menatap Tao dengan wajah manisnya. Tao tidak tahan melihat ekspresi wajah Yuja yang satu ini. Yuja bukanlah tipe gadis yang suka mengumbar ke-Aegyo-annya. Jadi, kesempatan ini adalah saat-saat yang paling menguntungkan buat Tao."anything for you,baby"kata Tao membuat wajah Yuja bersemu merah.


"Hari ini kamu kenapa sih?benar-benar terlihat berbeda!"Kata Yuja.Mereka kini duduk di sebuah kursi taman sambil menghabiskan eskrim mereka.Tao memandangi Yuja yang sedang menjilat es krimnya. Matanya fokus kearah bibir Yuja."hey, aku nanya..."kata Yuja."oh..eh..."Tao terlihat kikuk."umm..aku boleh meminta sesuatu kepadamu?"tanya Tao."heeee...kamu mau meminta sesuatu dari aku?aku mana punya apa-apa?"kata Yuja."umm...how korean people always called it?" Tao berpikir sejenak memilih kata-kata yang terdengar cocok untuk Yuja."aku boleh minta...umm..ppoppo?"dia menutup matanya rapat-rapat menunggu tangan Yuja mendarat ke pipi Tao, tapi semenit berlalu tapi Tao tidak merasakan sakit."ppoppo?"tanya Yuja.Tao membuka matanya."uh-huh..."Tao mengangguk."kalau begitu kemari!"Yuja langsung menarik kerah baju Tao lalu mendaratkan ciuman di pipi Tao."cup..."



"sudah!"kata Yuja lalu kembali menjilati es krimnya.Tao terpana namun sepertinya dia belum menemukan sesuatu yang benar-benar dia inginkan. Sambil memegang pipinya yang masih terasa bibir Yuja dia kembali berkata."bukan...bukan di pipi..." Yuja kembali menatap Tao heran."jadi dimana?oh....di sini!" Yuja lalu mengecup kening Tao membuat Tao sedikit kehilangan kesabaran. Akhirnya ia menarik pergelangan tangan Yuja yang membuat eskrimnya jatuh ke tanah dan menariknya mendekat, jarak diantara mereka bahkan tinggal beberapa cm. "Yuja..." Yuja bisa merasakan napas Tao mendarat di wajahnya,"....." pasrah,Yuja hanya menutup matanya menunggu reaksi dari Tao.

 Tao memantapkan dirinya lalu mendekatkan wajahnya ke arah Yuja, perlahan bibir mereka saling bersentuhan dan mereka pun berciuman.



---
"kamu...engga marah kan?" Tao berhenti tepat dirumah Yuja, setelah ciuman tadi Yuja benar-benar tidak membuka suaranya. Namun, Yuja juga tidak menolak ketika Tao menggenggam tangannya."Yuja?baby??"Tao mencari mata Yuja yang dari tadi terus menghindar dari dirinya."Baby..look at me..." Tao mengangkat dagu Yuja."Maaf..."katanya lembut.
"a-a-aku tidak marah padamu...hanya saja..aku malu..ini...ini ciuman pertamaku.."kata Yuja sambil menutup mulutnya malu. Melihat ekspresi Yuja Tao tersenyum geli."tidak apa-apa..."dia mengacak rambut Yuja sayang."aku menikmati ciuman yang tadi..."
"kau..."Yuja memukul lengan Tao pelan, karena sudah membuatnya malu habis-habisan."sudahlah,kau masuk sana.besok kita akan bertemu lagi..."kata Tao."Bye,Love.."
Yuja berjalan masuk ke rumahnya sambil melambaikan tangan."Bye,my boy..."katanya lalu berlari masuk ke rumah karena malu.
"such a cute baby..." gumam Tao senang.


 
I always dreaming this scene!!!만세~(ノ◕ヮ◕)ノ(ノ◕ヮ◕)ノ(ノ◕ヮ◕)ノ(ノ◕ヮ◕)ノ(ノ◕ヮ◕)ノ(ノ◕ヮ◕)ノ(ノ◕ヮ◕)ノ*:・゚✧
 good night^^

Jumat, 30 Maret 2012

Pretty Boy 4

Yuja menatap MinKi dan Taemin secara bergantian. Ada raut wajah tak senang terlihat jelas di matanya. Sementara itu Taemin dan Minki yang wajahnya babak belur hanya bisa duduk menahan sakit dan rasa bersalah pada Yuja."kalian itu kenapa ga bisa jaga wajah kalian sih?" katanya membuka percakapan sambil membuka kotak obat mengambil kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat. Darah yang sudah mengering di pelipis Taemin benar-benar membuatnya tidak tahan untuk segera membersihkannya."ya!terus saja berkelahi!kalian memang mau seperti jagoankan?" Yuja hanya bisa terus memarahi mereka berdua."kamu juga MinKi, Noonakan sudah bilang kalo Noona paling tidak suka kalau kamu berkelahi lagi" Kini perhatian Yuja beralih pada MinKi yang mendapat luka di ujung bibirnya."Mianhae,Noona"katanya. "kenapa berbicara formal kepadaku?"tanya Yuja. "M-M-Mianhaeyo, Noona..aku tidak akan mengulanginya lagi..."ulang MinKi."ya..ya..ya...terus saja kamu berjanji seperti itu, kamu tetap saja melanggar janjimu itu kan?Noona kecewa". Kemarahan Yuja diakhiri dengan perban di pelipis Taemin dan ujung bibir MinKi.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan MinKi dan Taemin?????
3 Jam yang lalu...

Taemin sedang memandang langit yang terlihat sangat biru, dia tersenyum mengingat bahwa yuja pernah berkata padanya bahwa ia sangat menyukai langit biru yang bersih tanpa awan. Karena tidak hati-hati taemin menabrak seseorang dan yang membuat semuanya tambah kacau adalah orang yang ditabrak Taemin adalah Tao, preman sekaligus athlete boxing yang terkenal berdarah dingin."kau lihat kemana?"tanya Tao lalu menarik kerah baju taemin."maaf, aku tidak sengaja"kata Taemin sambil berusaha melepaskan diri dari cengkraman Tao. Seingat Taemin, Yuja dan Tao pernah berteman namun entah kenapa mereka akhirnya berpisah dan tak pernah saling menyapa."moodku sedang jelek hari ini dan kau tambah merusaknya!"kata Tao."s-sekali lagi maaf..."ucap Taemin."haruskah aku memaafkanmu segampang itu?" setelah menyelesaikan kalimatnya tangan Tao langsung mendarat keras di pelipis Taemin membuatnya terjatuh ke tanah dan tergeletak tidak berdaya. tak jauh disana MinKi melihat kejadian itu dan berusaha untuk membantu Taemin."Tunggu!untuk apa aku menolong orang seperti dia yang mau merebut Yuja Noonaku?"ego MinKi berbicara, tapi lama-lama dia tidak tahan juga melihat pertengkaran itu, instingnya sebagai si tukang ikut campur kembali lagi, dengan segera dia memukul kepala Tao tapi sial Tao langsung berkelit dan melayangkan bogem mentah ke arah dagu MinKi. Mereka berdua terkapar di tanah."kalian ini laki-laki atau perempuan hah?dasar payah!"kata Tao sebelum akhirnya pergi meninggalkan mereka.

dengan susah payah akhirnya taemin dan minki bekerja sama saling membantu untuk pergi ke rumah Yuja meminta pertolongan."sebaiknya jangan beritahu Yuja tentang apa yang terjadi mengerti?"Minki hanya mengangguk mendengar perintah Taemin."apa yang tidak boleh aku ceritakan?"tanya MinKi."masalah siapa yang memukuli kita"kata Taemin.MinKi hanya mengangguk.

---
Yuja akhirnya menyerah,"sudahlah.kalau kalian tidak mau bercerita ya sudah aku tidak akan meminta kalian bercerita lagi"kata Yuja lalu bangkit dari tempat duduknya untuk meletakkan kembali kotak obatnya.Beberapa saat kemudian bel rumah berbunyi."ya sebentar" teriak Yuja,"kalian beristirahatlah di ruang keluarga.aku akan membukakan pintu"atur Yuja. Taemin dan MinKi berjalan ke Ruang keluarga, namun tiba-tiba terhenti ketika mendengar jeritan senang dari Yuja."Tao!!!sudah lama aku menunggu mu!!!"Kata Yuja, Taemin dan MinKi mengintip dari balik pintu."HAH!!Dia!!!"kata Taemin kaget."Dia memeluk Yuja noona!!"Tambah MinKi.Mereka benar-benar terkejut melihat adegan didepan mata mereka.

Yuja memeluk mesra Tao dan tersenyum manis.Belum pernah mereka melihat Yuja dengan wajah yang begitu manis."Andwae..maldo andwae...."gumam MinKi."tidak mungkin kenapa?"tanya Taemin."Jangan bilang Monster itu adalah pacar Noona!!"

Mereka berdua membeku. "Loh,kalian kenapa masih disini?" mereka tidak menyadari bahwa Yuja sudah berdiri di hadapan mereka, tangannya melingkar di pinggang Tao dan lengan Tao dengan leluasa bersandar di pundak Yuja."Loh,Kalian kan...."
---

Mereka berempat duduk berhadapan, Tao membuka pembicaraan terlebih dahulu."maaf,dengan apa yang sudah aku lakukan terhadap kalian berdua.Seharusnya aku bisa lebih menjaga emosiku,hari ini aku benar-benar sial karena ketika aku baru kembali dari China dompet dan koperku di curi orang padahal ada barang berharga yang nantinya mau aku berikan kepada Yuja"kata Tao sambil menatap yuja dengan tatapan sedih."lain kali kau pukul saja tembok jangan orang-orang seperti kami" kata Taemin,dia hanya kelepasan bicara namun melihat reaksi Tao setelah itu membuatnya merasa bahwa laki-laki ini memang sedang kehilangan kendali beberapa jam yang lalu. Buktinya sekarang Tao lebih bisa menjaga emosinya.

"lalu Noona...siapa pria ini?kenapa dia tadi memelukmu?"tanya MinKi.
"umm...dia,..."Yuja masih ragu,"...umm dia....dia"Yuja tersenyum malu sambil menatap Tao."pacarku"

"pacarku" kalimat yang sanggup membuat Taemin dan MinKi langsung ditelan bumi."sudah berapa lama?"tanya Taemin."sejak pertama kami bertemu...2 tahun yang lalu" Jawab Yuja."tapi,selama ini...kenapa aku tidak pernah melihat dia?"Tunjuk Taemin ke arah Tao."kami LDR, dia harus pindah ke China sebulan setelah kami jadian...jadi...kami coba saja LDR ternyata bisa berlangsung sampai 2 tahun ini" kata Yuja.

 "aku kira Noona suka pria yang manis dan cantik..." Minki buka suara."hahhaa..."Tiba-tiba mata mereka beralih kearah Tao yang tertawa terbahak-bahak."mana mungkin Yuja menyukai pria-pria seperti kalian?apa kalian pikir Yuja menaruh perhatian pada kalian?"tanya Tao."aku benar-benar sayang sama mereka,Tao" potong Yuja."aku tau baby..."Tao mengacak rambut Yuja."maksud aku,apa mungkin kamu menaruh perhatian pada mereka?"

"Noona...jelaskan semuanya pada kami..."
"aku sayang sama kalian,tapi untuk yang lebih mungkin tidak.aku hanya tidak sanggup untuk suka sama orang yang lebih manis dan lebih cantik.bersama dengan kalian berdua membuatku merasa sedang bersama teman wanitaku..." aku Yuja.

Taemin dan Minki berpikir sejenak."sudahlah...kalau memang bukan ya bukan" Taemin putus asa."aku kira kau juga memiliki perasaan yang sama denganku"kata Taemin."maksud kau?"tanya Yuja heran dengan perubahan sikap Taemin."ah...tidak..."dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Noona..lihat aku!"MinKi menarik tangan Yuja,Membuatnya menatap lurus kearah Yuja."meskipun Noona bersama dengan orang ini,tapi noona akan tetap sayang padakukan?"tanya MinKi dengan ekspresi khasnya yang tidak bisa ditolak oleh Yuja."Oh,tentu saja MinKi kecilku..."Yuja menarik MinKi kedalam pelukannya.Taemin melihat kesempatan baik ini dan berkata."Yuja,bagaimana denganku?"."kau tentu juga!kemarilah..."akhirnya Taemin dan MinKi memeluk Yuja."ah..aku sayang kalian berdua..."

Taemin dan MinKi tersenyum jahil lalu pandangan mereka beralih ke Tao yang melihat mereka dengan perasaan kesal."haha...rasakan itu...monster" gumam MinKi.
"sudah!sudah!pelukannya sudah!!!"Tao benar-benar kehilangan kesabaran lalu berusaha melepaskan pelukan Yuja dari Taemin dan Minki.
"Pretty Boy's Time has been ended!jadi tinggal kan kami berdua sekarang!!!"usir Tao dan menarik mereka keluar dari rumah Yuja.

--The End--